Tuesday, June 25, 2013

Sejarah Upacara Minum Teh Jepang (CHANOYU)

ada yang sudah pernah melihat upacara teh jepang atau yang disebut Chanoyu? kalau yang belum penah melihat bisa saja search di Youtube, atau cari di Google... nah disini saya akan membahas sejarah dari Upacara Minum Teh tersebut atau orang jepang sering bilang Chanoyu... yuk cekidot ;)

Upacara minum teh Jepang atau chanoyu adalah ritual tradisional Jepang dalam menyajikan teh untuk tamu. Pada zaman dulu disebut chat atau cha no yu. Sementara upacara minum teh yang diadakan di luar ruangan disebut nodate. Teh disiapkan secara khusus oleh orang yang mendalami seni upacara minum teh dan dinikmati sekelompok tamu di ruangan khusus untuk minum teh yang disebut chashitsu. Karena chanoyu sendiri dianggap sebagai bagian dari meditasi untuk mendapatkan keseimbangan jiwa ketenangan diri.

Dalam upacara ini, teh disiapkan oleh seorang ahli khusus dan disajikan untuk sekelompok kecil orang, dengan tata cara tertentu. Istilah chanoyu sendiri bisa juga disebut chadou atau sadou.Untuk bisa menjadi ahli chanoyu, dibutuhkan pengetahuan mendalam tentang tipe teh, kimono, kaligrafi Jepang, ikebana dan berbagai pengetahuan tradisional lain. Itulah sebabnya ga sembarangan orang bisa menjadi ahli atau master chanoyu, bahkan memerlukan pendalaman selama bertahun-tahun dengan penyempurnaan yang berlangsung seumur hidup. Tamu yang diundang secara formal untuk upacara minum teh juga harus mempelajari tata krama, kebiasaan, basa-basi, etika meminum teh dan menikmati makanan kecil yang sudah dihidangkan sebelum minum ochanya. Hal ini tak mengherankan, karena chanoyu telah menjadi salah satu bagian paling penting dari tradisi Jepang.

Tradisi minum teh sendiri sudah dikenal bangsa Jepang sejak abad ke-9, dibawa oleh biksu Jepang yang bernama Eichu yang saat itu baru kembali dari China. dan chanoyu tersebut berasal dari China, dan diserap oleh jepang. Di negri asalnya, China, tradisi minum teh konon telah ada sejak sebelum peradaban Masehi dimulai. Sama seperti di China, kebiasaan minum teh di Jepang awalnya adalah untuk tujuan medis, namun kemudian berkembang menjadi kegemaran dan bahkan lalu menjadi tradisi yang unik.

Pada abad 16 tradisi minum teh telah menyebar ke seluruh golongan masyaraakat di Jepang. Figure yang paling dikenal dalam dunia chanoyu saat itu adalah Sen no Rikyu, yang mengajarkan konsep ichi-go-ichi-e, bahwa setiap pertemuan chanoyu harus dianggap berharga, karena hal itu tak dapat diulangi lagi. Prinsip yang dianutnya: harmoni, penghormatan, kemurnian, dan ketenangan tetap menjadi prinsip dasar chanoyu hingga saat ini.

Jika menuruti tradisi Jepang, chanoyu biasanya diadakan pada sebuah ruang tertentu yang disebut chasitsu artinya "ruang teh". Terdapat 2 jenis chasitsu, yaitu sebuah bangunan tersendiri yang terdiri dari beberapa ruang di Inggris juga memiliki tradisi minum teh, dikenal sebagai tea houses/rumah teh atau ruangan yang berada dalam suatu bangunan namun dikhususkan untuk upacara minum teh [dikenal di Inggris sebagai tea rooms/ruang teh.]
 




Chasitsu biasanya berupa bagunan sederhana yang kecil, terbuat dari kayu. Letaknya di area yang terpisah pada bagian yang tenang. Namun pada masa kini biasanya terdapat di kebuan atau taman. Sedangkan ruangan teh biasanya berupa ruangan kecil di dalam rumah, kuil, biara, sekolah atau bangunan lain. Di rumah Jepang, ruangan dngan lantai tatami bisa digunakan sebagai ruangan teh, sekaligus untuk fungsi yang lain juga

Rangkaian pembuatan teh oleh tuan rumah tersebut dilakukan dengan gerakan yang penuh hikmat dan sarat dengan makna. Demikian pula tamu yang menikmati sajian teh. Teh yang sudah siap, dituangkan ke dalam sebuah mangkuk. Sebelum menyerahkan kepada tamu, tuan rumah memutar terlebih dahulu mangkuk tersebut sebanyak 2 kali. Maksudnya, agar gambar pada mangkok tersebut menghadap tamu pada saat diberikan. Demikian pula sebaliknya, tamu memutar mangkuk tersebut sebanyak 2 putaran juga agar gambar pada mangkuk menghadap tuan rumah pada saat dikembalikan. Ketika akan minum pun, tamu memutar mangkuknya agar gambar pada mangkuk tidak tersentuh oleh mulutnya. Sebenarnya semua ini merupakan simbol nyata sikap saling menghormati antara tamu dan tuan rumah dan agar wanita yang memakai lipstik tidak berbekas di gambarnya dan agar tidak merusak gambarnya.

Selama upacara minum teh berlangsung anda akan terkesan dengan filosofi masyarakat Jepang yang sangat menghormati tamu ini. Oleh karena itu bila anda diundang sebagai tamu secara formal dalam upacara minum teh, anda  juga harus mempelajari tatakrama, kebiasaan, basa-basi, etiket minum teh dan menikmati makanan kecil yang dihidangkan seperti mochi green tea yang rasanya sangat manis, gunanya untuk menetralkan rasa pahit pada ochanya. maka dari itu sebelum meminum ocha/teh jepang harus memakan mochi yang sudah disediakan terlebih dahulu.

Dalam tradisi upacara ini, teh disajikan dalam guci atau poci yang terbuat dari tanah liat. Khusus bagian dalam wadah ini tidak boleh dicuci, apalagi disentuh dengan sabun. Aroma sabun akan mempengaruhi aroma teh. Selain itu endapan teh di dalam wadah, akan menambah harum teh yang baru dicelupkan. Dan kenikmatan akan bertambah lagi apabila diminum dengan menggunakan cawan atau mangkuk atau cangkir yang terbuat dari keramik.
sudah selesai beberapa informasi tentang upacara minum teh dari saya. jadi sebenarnya itu bukan hanya sekedar minum teh biasa tetapi syarat akan makna hidup yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kita, dan mengajarkan kita untuk hidup teratur, bertatakrama yang baik dan bersahaja. 

Sumber :
http://en.wikipedia.org/wiki/Japanese_tea_ceremony
http://arcalawet.blogspot.com/2012/06/chanoyu.html 

No comments:

Post a Comment