Thursday, June 27, 2013

Kodomo no Uta (Lagu Anak-Anak di Jepang)

Warabe Uta (童歌) merupakan lagu tradisional Jepang yang mirip seperti sajak, sering dinyanyikan sebagai bagian dari permainan anank-anak yang digambarkan sebagai bentuk "min'yo" (lagu tradisional Jepang yang dinyanyikan tanpa adanya iringan instrumen-instrumen musik. Kadang kala dinyayikan khususnya oleh anak-anak tanpa menyadari arti sebenarnya lagu tersebut.

Contoh-contoh Warabe Uta: 1. Tooryanse (通りゃんせ) - Let me pass:
mengandung arti jalan menuju "Tenjin, Tuhan Surgawi Baik", anda dapat melewati jalan sempit ini dengan alasan yang dapat membawa anda masuk, namun dalam perjalanan balik menuju pintu gerbang apakah anda bisa melewatinya? Di Jepang lagu ini dipakai sebagai lagu lalu lintas dimana para pejalan kaki aman menyeberang. Dalam permainan anak-anak di Jepang, permainan ini sama seperti di negara Barat yang berjudul "London Bridge is Falling Down"


Lirik lagu beserta artinya:
漢字:
通りゃんせ 通りゃんせ
ここはどこの 細道じゃ

天神様の 細道じゃ
ちっと通して 下しゃんせ

御用のないもの 通しゃせぬ
この子の七つの 御祝いに
御札を納めに 参ります

行きはよいよい 帰りは怖い
怖いながらも 
通りゃんせ 通りゃんせ


English Translation:
You may go in, you may enter
Which way is this narrow pathway?

This is the narrow pathway of the Tenjin shrine
Please allow me to go through

Those without good reason should not pass
To celebrate the 7th birthday of this child
We've come to dedicate our offering

Going in may be easy, but returning would be scary
It's scary, but
You may go in, You may pass through


Video & Song Link: https://www.youtube.com/watch?v=vMd4hw4Mnng

2. Teru Teru Bouzu (照る照る坊主) - Bersinar Bersinar Biarawan 
Boneka tradisional yang dipercaya dapat membawa cuaca yang baik. Boneka ini biasanya digantung di jendela kadang kala dibungkus tissue atau kain sebagai jimat untuk membawa cuaca cerah bagi para petani yang sedang bercocok tanam. Lagu ini dikatakan memiliki kegelapan dibaliknya, karena menceritakan seorang biksu yang dieksekusi karena gagal membawa sinar matahari pada para petani. Lagu ini dirilis pada tahun 1921 yang ditulis oleh Kyoson Asahara dan disusun oleh Shinpei Nakayama.

Video & Song Link: https://www.youtube.com/watch?v=QMB-l2yiWZs

3. Mukashi-Banashi no Uta (昔話の歌) - Lagu Cerita Dongeng  http://haru-myblog10.blogspot.com/2013/05/japanese-children-song-nihon-no-kodomo.html

4. Fuyu no Uta (冬の歌) - Lagu musim dingin

Washi Ningyo 3D

Jika pernah mendengar kata Washi Ningyo, tentu yang terbayangkan adalah sebuah boneka yang terbentuk dari kertas berbentuk orang-orangan Jepang. Biasanya dibuat menjadi sebagai pembatas buku. tapi, tahukah anda bahwa karya satu ini juga dapat dijadikan sebagai ide bisnis.

Saya pernah mengikuti workshop cara membuat washi ningyo 3 dimensi. Awalnya saya hanya menganggap bahwa, membuat prakarya yang satu ini merupakan kegiatan yang membosankan dan merepotkan. Tetapi ternyata salah, untuk bahan-bahan yang digunakan ternyata tidak semerepotkan seperti yang saya pikirkan, seperti harus menyiapkan bola gabus berukuran kecil, karton, koran, lalu kertas crepe dan kertas bermotif. Lalu di workshop tersebut saya menjadi tahu bahwa washi ningyo juga bisa di jual dengan berbagai variasi harga yang cukup membuat saya kaget adalah, boneka yang memiliki bentuk yang terlihat sederhana ini , bisa dijual hingga ratusan ribu rupiah!

Karena saya penasaran dengan bagaimana membuat boneka yang satu ini, saya mengikuti berbagai instruksi mulai dari membuat badannya dengan , memotong karton sesuai pola yang sudah disediakan, kemudian melipat dan mengeratkannya, mengisinya dengan koran dan tisu untuk menahan boneka agar tidak terjatuh. Kemudian, menggambar pola dan menggunting kertas bercorak untuk bajunya, membuat obi serta pita, hingga pemasangan kepala dan rambut serta aksesorisnya. Cukup merepotkan pada saat harus membuat pola badan dan bajunya, dan pada awalnya saya cukup kewalahan dalam mengikutinya, tetapi pada akhirnya saya bisa membuatnya dan sangat menggemaskan. dan kata senseinya washi ningyo buatan saya termasuk paling bagus dikelas :D

inilah washi ningyo karya saya :

Nihon Ryouri (Masakan Jepang)


Siapa yang tidak tau dengan makanan khas jepang yang satu ini ? yang dibentuk dari nasi dan lauk-pauk seperti ikan, daging dan sayuran yang sudah dimasak maupun tidak. setiap orang yang mengenal jepang pasti akan tergiur dengan makanan khasnya yaitu Sushi. nah disini saya akan memberikan info mengenai makanan khas Jepang satu ini..

Sushi adalah salah satu makanan khas jepang yang terdiri dari nasi yang dibentuk bersama lauk (neta) berupa makanan laut, sayuran dan daging-dagingan mentah atau sudah di masak. Nasi sushi mempunyai rasa masam yang lembut karena dibumbui campuran cuka, beras, garam dan gula. Asal-usul kata sushi adalah kata sifat untuk rasa masam yang ditulis dengan huruf kanji sushi. Pada awalnya, sushi yang ditulis dengan huruf kanji 鮓 merupakan istilah untuk salah satu jenis pengawetan ikan disebut gyoshō (魚醤) yang membaluri ikan dengan garam dapur, bubuk ragi ( koji) atau ampas sake ( kasu). Penulisan sushi menggunakan huruf kanji 寿司 yang dimulai pada zaman Edo periode pertengahan merupakan cara penulisan ateji (menulis dengan huruf kanji lain yang berbunyi yang sama).


Konon kebiasaan mengawetkan ikan dengan menggunakan beras dan cuka berasal dari daerah pegunungan di Asia Tenggara. Istilah sushi berasal dari bentuk tata bahasa kuno yang tidak lagi dipergunakan dalam konteks lain; secara harfiah, "sushi" berarti "itu (berasa) masam", suatu gambaran mengenai proses fermentasi dalam sejarah akar katanya. Dasar ilmiah di balik proses fermentasi ikan yang dikemas di dalam nasi ialah bahwa cuka yang dihasilkan dari fermentasi nasi menguraikan asam amino dari daging ikan. Hasilnya ialah salah satu dari lima rasa dasar, yang disebut Umaimi dalam bahasa Jepang.

Nigirizushi dikenal di Jepang sejak zaman Edo. Sebelum zaman Edo, sebagian besar sushi yang dikenal di Jepang adalah jenis oshizushi (sushi yang dibentuk dengan cara ditekan-tekan di dalam wadah kayu persegi). Pada zaman dulu, orang Jepang mungkin kuat makan karena sushi selalu dihidangkan dalam porsi besar. Sushi sebanyak 1 porsi setara dengan 9 porsi sushi zaman sekarang, atau kira-kira sama dengan 18 kepal sushi. Satu porsi sushi zaman dulu yang disebut ikkanzushi mempunyai neta yang terdiri dari 9 jenis makanan laut atau lebih.
Pada zaman Edo periode akhir, di Jepang mulai dikenal bentuk awal dari Nigirizushi. Namun ukuran porsi nigirizushi sudah dikurangi agar lebih mudah dinikmati. Ahli sushi bernama Hanaya Yohei menciptakan sushi jenis baru yang sekarang disebut edomaezushi. Namun ukuran sushi ciptaannya besar-besar seperti onogiri. Pada masa itu, teknik pendinginan ikan masih belum maju. Akibatnya, ikan yang diambil dari laut sekitar Jepang harus diolah lebih dulu agar tidak rusak bila dijadikan sushi.

Sampai tahun 1970-an sushi masih merupakan makanan mewah. Rakyat biasa di Jepang hanya makan sushi untuk merayakan acara-acara khusus, dan terbatas pada sushi pesan-antar. Keberhasilan kaitenzushi mendorong perusahaan makanan untuk memperkenalkan berbagai macam bumbu sushi instan yang memudahkan ibu rumah tangga membuat sushi di rumah. chirashizushi atau temakizushi dapat dibuat dengan bumbu instan ditambah nasi, makanan laut, tamagoyaki dan nori.

Jenis sushi pada umumnya digolongkan berdasarkan bentuk nasi  :
  
Makizushi


 
Sushi berupa gulungan nasi berisi potongan mentimun, tamagoyaki dan neta lain yang dibungkus lembaran nori. Nasi digulung dengan bantuan sudare (anyaman bambu bentuk persegi panjang).
Makizushi dibagi menjadi:
  • Hosomaki: gulungan berdiameter minimum 3 cm hanya berisi satu jenis neta (misalnya mentimun atau tuna).
  • Futomaki: gulungan berdiameter di atas 5 cm berisi berbagai macam neta.
  • Temakizushi: nasi digulung sendiri dengan nori sebelum dimakan, neta juga dipilih sendiri dari piring.
Di daerah Kansai terdapat tradisi ehomaki untuk mengundang keberuntungan pada hari ekuinoks. Satu gulung utuh Futomakizushi harus dimakan sambil menghadap ke arah mata angin keberuntungan. Ketika memakannya, orang juga dilarang mengeluarkan suara atau berbicara. Tradisi ini mulanya dipopulerkan oleh asosiasi pedagang sushi pada tahun 1970-an.

Chirashizushi
   

Nasi sushi dimakan bersama neta berupa makanan laut dan sayur-sayuran yang dipotong kecil-kecil. Nasi sushi tidak dibentuk melainkan diisikan ke dalam wadah dari kayu, piring atau mangkuk. Chirashizushi merupakan salah satu masakan rumah yang populer di Jepang untuk memperingati hari-hari istimewa seperti ulang tahun anak-anak dan perayaan Hina Matsuri.
Di daerah-daerah lain di Jepang, chirashizuhi mempunyai banyak nama lain seperti suzushi di Prefekture Kagoshima, matsurizushi di Prefekture Fukayama tekonezushi (di Prefektur Mie), bahkan ada daerah-daerah tertentu yang menghias chirashizushi dengan buah-buahan seperti potongan apel, jeruk dan ceri.


Oshizushi

Nasi disusun bersama neta yang dipres untuk sementara waktu dengan maksud memadatkan nasi agar sushi yang dihasilkan berbentuk persegi panjang yang lalu dipotong-potong agar mudah dinikmati. Oshizushi ada juga yang dibungkus daun bambu lalu dipres untuk sementara waktu, antara beberapa jam sampai satu malam. Nama-nama oshizushi yang populer antara lain:
  • Sabazushi berisi ikan kembung yang mempunyai beberapa nama lain seperti battera di Prefektur Osaka atau bozushi di Kyoto
  • Masuzushi di Prefektur Toyama
  • Oshizushi ikan Funa dari Prefektur Mie
  • Sanmazushi dan Gozaemonzushi dari Prefektur Tottori
  • Iwakunizushi dari Prefektur Yamaguchi
Nerezushi
Sushi zaman kuno adalah ikan yang dilumuri garam dan nasi, lalu dibiarkan hingga terfermentasi. Funazushi dari Prefektur Shiga dan hatahatazushi dari Prefektur Akita adalah dua contoh sushi asal zaman kuno. Ada pula narezushi yang ditambah ragi untuk membantu proses fermentasi, contohnya kaburazushi dari Prefektur Ishikawa dan Izushi dari Hokkaido.
Kaburazushi adalah jenis sushi yang tidak dibentuk bersama nasi. Sushi dibuat dengan menjepit irisan ikan mentah di antara dua lembar irisan lobak kabura. Setelah itu, sushi disusun di dalam tong kayu berisi campuran nasi tanak bercampur ragi. Lama fermentasi selama beberapa hari. Kaburazushi dimakan dengan tidak mencuci nasi hasil fermentasi yang menempel.

Inarizushi

 
 
Nasi sushi dibungkus aburage yang sebelumnya sudah dimasak bersama kecap asin dan gula. Inarizushi tidak berisi ikan atau lauk lain karena aburage sudah merupakan sumber protein. Inarizushi berasal dari kuil Toyokawa Inari di kota Toyokawa, Prefektur Aichi.

 sekian info dari saya, makasih sudah membacanyaa :)

Sumber :

Wednesday, June 26, 2013

Sejarah KIMONO (Wafuku)

bagi para otaku(pencinta jepang) pasti taukan apa itu kimono
tapi apa kalian tau sejarahnya? 
disini saya akan memberi informasi tentang sejarah kimono




Kimono adalah pakaian tradisional Jepang. Arti harfiah kimono adalah baju atau sesuatu yang dikenakan (ki berarti pakai, dan mono berarti barang). Pada zaman sekarang, kimono berbentuk seperti huruf "T", mirip mantel berlengan panjang dan berkerah. Panjang kimono dibuat hingga ke pergelangan kaki. Wanita mengenakan kimono berbentuk baju terusan, sementara pria mengenakan kimono berbentuk setelan. Kerah bagian kanan harus berada di bawah kerah bagian kiri. Sabuk kain yang disebut obi dililitkan di bagian perut/pinggang, dan diikat di bagian punggung. Alas kaki sewaktu mengenakan kimono adalah zōri atau geta. Kimono sekarang ini lebih sering dikenakan wanita pada kesempatan istimewa. Wanita yang belum menikah mengenakan sejenis kimono yang disebut furisode. Ciri khas furisode adalah lengan yang lebarnya hampir menyentuh lantai. Perempuan yang genap berusia 20 tahun mengenakan furisode untuk menghadiri seijin shiki. Pria mengenakan kimono pada pesta pernikahan, upacara minum teh, dan acara formal lainnya. Ketika tampil di luar arena sumo, pesumo profesional diharuskan mengenakan kimono. Anak-anak mengenakan kimono ketika menghadiri perayaan Shichi-Go-San. Selain itu, kimono dikenakan pekerja bidang industri jasa dan pariwisata, pelayan wanita rumah makan tradisional (ryōtei) dan pegawai penginapan tradisional (ryokan).

KIMONO UNTUK WANITA


Pemilihan jenis kimono yang tepat memerlukan pengetahuan mengenai simbolisme dan isyarat terselubung yang dikandung masing-masing jenis kimono. Tingkat formalitas kimono wanita ditentukan oleh pola tenunan dan warna, mulai dari kimono paling formal hingga kimono santai. Berdasarkan jenis kimono yang dipakai, kimono bisa menunjukkan umur pemakai, status perkawinan, dan tingkat formalitas dari acara yang dihadiri.
  • Kurotomesode

Tomesode adalah kimono paling formal untuk wanita yang sudah menikah. Bila berwarna hitam, kimono jenis ini disebut kurotomesode (arti harfiah: tomesode hitam). Kurotomesode memiliki lambang keluarga (kamon) di tiga tempat: 1 di punggung, 2 di dada bagian atas (kanan/kiri), dan 2 bagian belakang lengan (kanan/kiri). Ciri khas kurotomesode adalah motif indah pada suso (bagian bawah sekitar kaki) depan dan belakang. Kurotomesode dipakai untuk menghadiri resepsi pernikahan dan acara-acara yang sangat resmi.
  • Irotomesode

Tomesode yang dibuat dari kain berwarna disebut irotomesode (arti harfiah: tomesode berwarna). Bergantung kepada tingkat formalitas acara, pemakai bisa memilih jumlah lambang keluarga pada kain kimono, mulai dari satu, tiga, hingga lima buah untuk acara yang sangat formal. Kimono jenis ini dipakai oleh wanita dewasa yang sudah/belum menikah. Kimono jenis irotomesode dipakai untuk menghadiri acara yang tidak memperbolehkan tamu untuk datang memakai kurotomesode, misalnya resepsi di istana kaisar. Sama halnya seperti kurotomesode, ciri khas irotomesode adalah motif indah pada suso.
  • Furisode

Furisode adalah kimono paling formal untuk wanita muda yang belum menikah. Bahan berwarna-warni cerah dengan motif mencolok di seluruh bagian kain. Ciri khas furisode adalah bagian lengan yang sangat lebar dan menjuntai ke bawah. Furisode dikenakan sewaktu menghadiri upacara seijin shiki, menghadiri resepsi pernikahan teman, upacara wisuda, atau hatsumode. Pakaian pengantin wanita yang disebut hanayome ishō termasuk salah satu jenis furisode.
  • Homongi

Hōmon-gi (訪問着, arti harfiah: baju untuk berkunjung) adalah kimono formal untuk wanita, sudah menikah atau belum menikah. Pemakainya bebas memilih untuk memakai bahan yang bergambar lambang keluarga atau tidak. Ciri khas homongi adalah motif di seluruh bagian kain, depan dan belakang. Homongi dipakai sewaktu menjadi tamu resepsi pernikahan, upacara minum teh, atau merayakan tahun baru.
  • Iromuji
Iromuji adalah kimono semiformal, namun bisa dijadikan kimono formal bila iromuji tersebut memiliki lambang keluarga (kamon). Sesuai dengan tingkat formalitas kimono, lambang keluarga bisa terdapat 1, 3, atau 5 tempat (bagian punggung, bagian lengan, dan bagian dada). Iromoji dibuat dari bahan tidak bermotif dan bahan-bahan berwarna lembut, merah jambu, biru muda, atau kuning muda atau warna-warna lembut. Iromuji dengan lambang keluarga di 5 tempat dapat dikenakan untuk menghadiri pesta pernikahan. Bila menghadiri upacara minum teh, cukup dipakai iromuji dengan satu lambang keluarga.
  • Tsukesage
Tsukesage adalah kimono semiformal untuk wanita yang sudah atau belum menikah. Menurut tingkatan formalitas, kedudukan tsukesage hanya setingkat dibawah homongi. Kimono jenis ini tidak memiliki lambang keluarga. Tsukesage dikenakan untuk menghadiri upacara minum teh yang tidak begitu resmi, pesta pernikahan, pesta resmi, atau merayakan tahun baru.
  • Komon
Komon adalah kimono santai untuk wanita yang sudah atau belum menikah. Ciri khas kimono jenis ini adalah motif sederhana dan berukuran kecil-kecil yang berulang. Komon dikenakan untuk menghadiri pesta reuni, makan malam, bertemu dengan teman-teman, atau menonton pertunjukan di gedung.
  • Tsumugi
Tsumugi adalah kimono santai untuk dikenakan sehari-hari di rumah oleh wanita yang sudah atau belum menikah. Walaupun demikian, kimono jenis ini boleh dikenakan untuk keluar rumah seperti ketika berbelanja dan berjalan-jalan. Bahan yang dipakai adalah kain hasil tenunan sederhana dari benang katun atau benang sutra kelas rendah yang tebal dan kasar.[3] Kimono jenis ini tahan lama, dan dulunya dikenakan untuk bekerja di ladang.
  • Yukata
Yukata adalah kimono santai yang dibuat dari kain katun tipis tanpa pelapis untuk kesempatan santai di musim panas.


Aksesori dan Pelengkap Kimono :
  • Hakama yaitu celana panjang pria yang dibuat dari bahan berwarna gelap. Celana jenis ini berasal dari daratan Cina dan mulai dikenal sejak zaman Asuka. Selain dikenakan pendeta Shinto, hakama dikenakan pria dan wanita di bidang olahraga bela diri tradisional seperti kendo atau kyudo. 
  •  Geta yaitu sandal berhak dari kayu. Maiko memakai getaberhak tinggi dan tebal yang disebut pokkuri
  • ·Kanzashi yaitu hiasan rambut seperti tusuk konde yang disisipkan ke rambut sewaktu memakai kimono.
  • Obi yaitu sabuk dari kain yang dililitkan ke tubuh pemakai sewaktu mengencangkan kimono
  •  Tabi yaitu kaus kaki sepanjang betis yang dipakai sewaktu memakai sandal.
  • Waraji yaitu sandal dari anyaman tali jerami. 
  •  Zōri yaitu sandal tradisional yang dibuat dari kain atau anyaman. 
Sumber :

Tuesday, June 25, 2013

Sejarah Komik Jepang (MANGA)

ada yang belum tau apa itu Manga ? pasti udahlah ya, karena pada jaman sekarang Manga sudah sangat terkenal dikalangan anak muda. nah disini saya akan membahas sejarah dari Manga atau Komik Jepang tersebut.. 
Manga, yang kadang kala kita sering mengejanya dengan Ma–Nga, merupakan bahasa Jepang yang diartikan dalam bahasa Indonesia sebagai komik. sedangkan orang Jepang sendiri mengeja Manga dengan Man–Ga atau Ma–Ng–Ga dan arti harfiah dari kata Manga adalah gambar aneh. mengapa orang indonesia menyebut pelafalan Manga dengan Ma-Nga? menurut yang sudah saya pelajarin dikelas Bunka Taiken karena kalau mereka menyebut Manga dengan Man-Ga suka dipelesetin dengan buah mangga, atau orang awampun yang tidak tau komik jepang disebut manga akan mengira Manga yang disebut dengan Man-Ga itu buah. Manga di Jepang diawali pada jaman Edo, di mana seorang pemahat kayu dan pelukis bernama Katsushika Hokusai (1760 – 1849), menciptakan istilah Hokusai Manga pada serial sketsanya yang berjumlah 15 volume dan diterbitkan pada tahun 1814. Hokusai itu sendiri berasal dari 2 huruf Cina yang memiliki arti gambar manusia untuk menceritakan sesuatu.
Karena pada mulanya komik di Jepang adalah peniruan dari film animasi dari Walt Disney maka saat itu para penggemar komik Jepang adalah anak-anak. Namun pada tahun 1959 mulai diterbitkan dua majalah mingguan untuk anak laki-laki yaitu Shonen Magazine dan Shonen Sunday. Saat itu hiburan untuk anak di Jepang hanyalah komik saja, belum ada anime (sebutan untuk film animasi di Jepang) dan tentu saja belum ada game komputer. Sepuluh tahun kemudian, majalah komik untuk remaja mulai terbit, Manga Action (1967), Young Comic (1967), Play Comic (1968) dan Big Comic (1967). Pembaca komik yang usianya kurang lebih sembilan tahun pada tahun 1959, maka pada saat itu (tahun 1967) mereka telah berumur kurang lebih delapan belas tahun dan telah masuk masa remaja sehingga mereka mau membaca komik yang cocok dengan usia dan selera mereka

Majalah-majalah tersebut sendiri biasanya mempunyai tebal berkisar antara 200 hingga 850 halaman. Sebuah judul manga yang sukses dapat terbit hingga bertahun-tahun seperti / Jojo no Kimyō na Bōken / JoJo's Bizarre Adventure / Misi Rahasia". Umumnya, judul-judul yang sukses dapat diangkat untuk dijadikan dalam bentuk animasi (atau sekarang lebih dikenal dengan istilah ANIME) contohnya adalah seperti Naruto, Bleach, FairyTail dll.




Beberapa manga cerita aslinya bisa diangkat berdasarkan dari novel / visual novel, setelah beberapa lama cerita-cerita dari majalah itu akan dikumpulkan dan dicetak dalam bentuk buku berukuran biasa, yang disebut tankōbon (atau kadang dikenal sebagai istilah volume). Komik dalam bentuk ini biasanya dicetak di atas kertas berkualitas tinggi dan berguna buat orang-orang yang tidak atau malas membeli majalah-majalah manga yang terbit mingguan yang memiliki beragam campuran cerita/judul. Dari bentuk tankōbon inilah manga biasanya diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain di negara-negara lain seperti Indonesia.

Berikut adalah jenis-jenis yang ada di Manga :
  • Aksi akushon (アクション) : Bercerita tentang pertempuran, perkelahian, atau kekerasan
  • Fantasi fantaji (ファンタジー) : Bercerita tentang benda-benda aneh atau memiliki kekuatan di luar logika, dunia yang tidak terlihat atau lain
  • Historis hisutorikaru (ヒストリカル) : Bercerita tentang sejarah seseorang, benda, ataupun suatu tempat
  • Seni bela diri budo (武道) : Bercerita tentang berbagai seni bela diri
  • Misteri Nazo (謎} : Bercerita tentang sebuah misteri
  • Roman/Percintaan Romansu (ロマンス) : Bercerita tentang percintaan
  • Olahraga Supotsu (スポーツ) : Bercerita tentang berbagai olahraga
  • Supernatural Cho Shizen (超自然) : Orang-orang yang berada dalam manga tersebut memiliki kekuatan di luar logika 

Genre Berdasarkan jenis pembaca :

  • Manga yang khusus ditujukan untuk anak-anak disebut Kodomo (子供) — untuk anak-anak.
  • Manga yang khusus ditujukan untuk (Wanita) dewasa disebut Josei (女性) (atau redikomi) — wanita.
  • Manga yang khusus ditujukan untuk dewasa disebut Seinen (青年) — pria.
  • Manga yang khusus ditujukan untuk perempuan disebut Shojo (少女) — remaja perempuan.
  • Manga yang khusus ditujukan untuk laki-laki disebut Shonen (少年) — remaja lelaki.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Manga

buku :
Manga Secrets : Intisari Awal Untuk Menciptakan Komik Bergaya Jepang  
 

Sejarah Upacara Minum Teh Jepang (CHANOYU)

ada yang sudah pernah melihat upacara teh jepang atau yang disebut Chanoyu? kalau yang belum penah melihat bisa saja search di Youtube, atau cari di Google... nah disini saya akan membahas sejarah dari Upacara Minum Teh tersebut atau orang jepang sering bilang Chanoyu... yuk cekidot ;)

Upacara minum teh Jepang atau chanoyu adalah ritual tradisional Jepang dalam menyajikan teh untuk tamu. Pada zaman dulu disebut chat atau cha no yu. Sementara upacara minum teh yang diadakan di luar ruangan disebut nodate. Teh disiapkan secara khusus oleh orang yang mendalami seni upacara minum teh dan dinikmati sekelompok tamu di ruangan khusus untuk minum teh yang disebut chashitsu. Karena chanoyu sendiri dianggap sebagai bagian dari meditasi untuk mendapatkan keseimbangan jiwa ketenangan diri.

Dalam upacara ini, teh disiapkan oleh seorang ahli khusus dan disajikan untuk sekelompok kecil orang, dengan tata cara tertentu. Istilah chanoyu sendiri bisa juga disebut chadou atau sadou.Untuk bisa menjadi ahli chanoyu, dibutuhkan pengetahuan mendalam tentang tipe teh, kimono, kaligrafi Jepang, ikebana dan berbagai pengetahuan tradisional lain. Itulah sebabnya ga sembarangan orang bisa menjadi ahli atau master chanoyu, bahkan memerlukan pendalaman selama bertahun-tahun dengan penyempurnaan yang berlangsung seumur hidup. Tamu yang diundang secara formal untuk upacara minum teh juga harus mempelajari tata krama, kebiasaan, basa-basi, etika meminum teh dan menikmati makanan kecil yang sudah dihidangkan sebelum minum ochanya. Hal ini tak mengherankan, karena chanoyu telah menjadi salah satu bagian paling penting dari tradisi Jepang.

Tradisi minum teh sendiri sudah dikenal bangsa Jepang sejak abad ke-9, dibawa oleh biksu Jepang yang bernama Eichu yang saat itu baru kembali dari China. dan chanoyu tersebut berasal dari China, dan diserap oleh jepang. Di negri asalnya, China, tradisi minum teh konon telah ada sejak sebelum peradaban Masehi dimulai. Sama seperti di China, kebiasaan minum teh di Jepang awalnya adalah untuk tujuan medis, namun kemudian berkembang menjadi kegemaran dan bahkan lalu menjadi tradisi yang unik.

Pada abad 16 tradisi minum teh telah menyebar ke seluruh golongan masyaraakat di Jepang. Figure yang paling dikenal dalam dunia chanoyu saat itu adalah Sen no Rikyu, yang mengajarkan konsep ichi-go-ichi-e, bahwa setiap pertemuan chanoyu harus dianggap berharga, karena hal itu tak dapat diulangi lagi. Prinsip yang dianutnya: harmoni, penghormatan, kemurnian, dan ketenangan tetap menjadi prinsip dasar chanoyu hingga saat ini.

Jika menuruti tradisi Jepang, chanoyu biasanya diadakan pada sebuah ruang tertentu yang disebut chasitsu artinya "ruang teh". Terdapat 2 jenis chasitsu, yaitu sebuah bangunan tersendiri yang terdiri dari beberapa ruang di Inggris juga memiliki tradisi minum teh, dikenal sebagai tea houses/rumah teh atau ruangan yang berada dalam suatu bangunan namun dikhususkan untuk upacara minum teh [dikenal di Inggris sebagai tea rooms/ruang teh.]
 




Chasitsu biasanya berupa bagunan sederhana yang kecil, terbuat dari kayu. Letaknya di area yang terpisah pada bagian yang tenang. Namun pada masa kini biasanya terdapat di kebuan atau taman. Sedangkan ruangan teh biasanya berupa ruangan kecil di dalam rumah, kuil, biara, sekolah atau bangunan lain. Di rumah Jepang, ruangan dngan lantai tatami bisa digunakan sebagai ruangan teh, sekaligus untuk fungsi yang lain juga

Rangkaian pembuatan teh oleh tuan rumah tersebut dilakukan dengan gerakan yang penuh hikmat dan sarat dengan makna. Demikian pula tamu yang menikmati sajian teh. Teh yang sudah siap, dituangkan ke dalam sebuah mangkuk. Sebelum menyerahkan kepada tamu, tuan rumah memutar terlebih dahulu mangkuk tersebut sebanyak 2 kali. Maksudnya, agar gambar pada mangkok tersebut menghadap tamu pada saat diberikan. Demikian pula sebaliknya, tamu memutar mangkuk tersebut sebanyak 2 putaran juga agar gambar pada mangkuk menghadap tuan rumah pada saat dikembalikan. Ketika akan minum pun, tamu memutar mangkuknya agar gambar pada mangkuk tidak tersentuh oleh mulutnya. Sebenarnya semua ini merupakan simbol nyata sikap saling menghormati antara tamu dan tuan rumah dan agar wanita yang memakai lipstik tidak berbekas di gambarnya dan agar tidak merusak gambarnya.

Selama upacara minum teh berlangsung anda akan terkesan dengan filosofi masyarakat Jepang yang sangat menghormati tamu ini. Oleh karena itu bila anda diundang sebagai tamu secara formal dalam upacara minum teh, anda  juga harus mempelajari tatakrama, kebiasaan, basa-basi, etiket minum teh dan menikmati makanan kecil yang dihidangkan seperti mochi green tea yang rasanya sangat manis, gunanya untuk menetralkan rasa pahit pada ochanya. maka dari itu sebelum meminum ocha/teh jepang harus memakan mochi yang sudah disediakan terlebih dahulu.

Dalam tradisi upacara ini, teh disajikan dalam guci atau poci yang terbuat dari tanah liat. Khusus bagian dalam wadah ini tidak boleh dicuci, apalagi disentuh dengan sabun. Aroma sabun akan mempengaruhi aroma teh. Selain itu endapan teh di dalam wadah, akan menambah harum teh yang baru dicelupkan. Dan kenikmatan akan bertambah lagi apabila diminum dengan menggunakan cawan atau mangkuk atau cangkir yang terbuat dari keramik.
sudah selesai beberapa informasi tentang upacara minum teh dari saya. jadi sebenarnya itu bukan hanya sekedar minum teh biasa tetapi syarat akan makna hidup yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kita, dan mengajarkan kita untuk hidup teratur, bertatakrama yang baik dan bersahaja. 

Sumber :
http://en.wikipedia.org/wiki/Japanese_tea_ceremony
http://arcalawet.blogspot.com/2012/06/chanoyu.html